Isnad merupakan kehususan ummat Islam, dan tidak terdapat pada
ummat-ummat sebelum ummat ini. Karena isnad memiliki kedududukan yang tinggi di
dalam agama Islam, oleh karena itu ummat Islam dinamakan juga Ummatul Isnadi
( ummat Isnad ).
Penelitian dan pengkajian isnad dalam ilmu hadist sangatlah penting, karena
isnad adalah Wasilah ( perantara ) untuk mempelajari atau membedakan
antara hadist yang diterima dan hadist yang ditolak.
Sufyan At-Tsauri Rahimahullah
berkata :
الإسنادُ
سلاحُ المؤمنِ، فإذا لم يكن معه سلاحٌ، فبأي شيء يُقاتل ؟!
" Isnad adalah
senjata orang beriman, jika tidak memiliki senjata, dengan apa dia akan
menyerah musuh ?! " ( Dikeluarkan Oleh imam Ibnu Hibban di dalam kitab
Al-Majruhin, 1/27 )
Abdullah Ibnu Mubarok Rahimahullah
berkata :
الإسنادُ
عندي من الدّينِ، لو لا الإسناد لقال من شاء ما شاء
" Isnad bagiku
adalah bagian dari agama, jika tidak ada isnad, maka manusia akan berkata
sesukanya. " ( Dikeluarkan oleh Imam Muslim di Muqoddimah Kitab
Shohihnya )
Ibnu Sirrin Rahimahullah
berkata :
كانوا
في الزمنِ الأوّل لا يسألون عن الإسنادِ فلمّا وقعتِ الفتنةُ سألُوا عن الإسنادِ
لكيْ يأخذوا حديثَ أهل السنّةِ ويدعوا حديثَ أهل البدعِ
"Dahulu dizaman awal Islam mereka tidak ditanya tentang
isnad, ketika terjadi fitnah mereka ditanya tentang isnad, agar mereka bisa
mengambil hadist ahlus sunnah dan meninggalkan hadist ahlul bidah." ( Sunan
At-Tirmidzi, Kitabul 'Ilali, 5/740 )
Oleh karena itu para ahli hadist memperhatikan dan meniliti isnad-isnad,
karena dengannya diuji dan ditinjau matan sebuah hadist, karena tidak mungkin
sampai kepada matan hadist tanpa sebuah pencarian dan penelitian isnad.
Para ahli hadist sangat
bersungguh-sungguh dalam mencari dan menelusuri isnad-isnad, sampai-sampai
mereka mengadakan perjalanan jauh dari negeri ke negeri untuk meneliti isnad,
dan mereka melintasi dan melewati daratan maupun lautan untuk mendapatkan
isnad, atau mereka mencari dan meneliti isnad walaupun sulit bagi mereka. Dan
ini adalah nikmat yang besar bagi ummat ini, kita bersyukur kepada Allah atas
nikmat ini, dan memohon keteguhan di atas kebenaran, dan taufik agar selalu
dekat kepada-Nya dan berpegang teguh di atas ketaatan kepada-Nya, sesungguhnya
Allah adalah pelindung yang terpuji. ( Khotib Al-Bagdadi, Syarafu Ashabil
Haditsi, H. 40 )
Imam Nawawi Rahimahullah
berkata :
((
علمُ الحديثِ علمٌ شريفٌ يناسب مكارمَ الأخلاقِ ومحاسن الشِّيَمِ وهو من علوم
الآخرةِ لا من علوم الدنيا ومن حُرِمَهُ فقد حُرمَ خيرا عظيما ومن رزقه فقد نَالَ
فضلًا جزيلًا....))
" Ilmu hadist adalah ilmu yang mulia, membentuk akhlak yang
mulia dan pribadi yang baik, ilmu ini adalah ilmu akhirat bukan ilmu dunia,
siapa yang menolaknya maka dia telah menolak kebaikan yang besar, dan barang siapa
yang diberi ilmu ini, maka dia telah mendapatkan keutamaan yang banyak ".
( Al-Irsyad, 1/598 )
Diterjemahkan dari Kitab
: " At-Ta'liqot Al-Atsariyah 'ala Mandzumah Al-Baiquniyah ". Dar
Ibnul Jauzi, Cet. Ke- 6. Hal. 18-19
Karya : Ali bin Hasan Bin Ali bin Abdul
Hamid Al-Halabi Al-Atsari.
0 Komentar