1. Psikologi
pengajar
Dalam hal ini terkait
dengan guru atau pendidik selaku seseorang yang membetikan pembelajaran kepada
murid atau peserta didik, bagaimana cara tepat bagi seorang pengajar pada saat
mengajar murid-murid mereka.
Mengajar yang baik
bukan sekedar persoalan teknik-teknik dan metodologi belajar saja, biasanya
para pengajar ketika mengajara berharap untuk menjaga disiplin kelas tanpa mengetahui
karakter dari peserta didik, pada saat itu seorang pengajar sering bertindak
otoriter, menjauhi siswa, bersikap dengan menjauhi siswa, bersikap dingin,
biasanya hal itu untuk menyembunyikan rasa takut kalau dianggap lemah,
kebanyakan asehat yang sering diberikan misalnya agar guru bertindak keras pada
saat permulaan, hal itu semata-mata bertujuan untukmemberikan rasa takut pada
peserta didik agar peserta didik menjadi seseorang yang penurut nantinya.
Ada beberapa mitos
pengajaran yang telah berlaku beberapa generasi, yaitu :
a. Guru harus
bersikap tenang tak berlebih-lebihan dan dingin menghadapi situasi, tidak boleh
kehilangan akal, marah sekali atau menunjukkan kegembiraan yang berlebihan. Dia
harus bersikap netral dalam segala masalah dan tidak menunjukkan pendapat
pribadinya.
b. Guru harus dapat
menyukai siswanya secara adil. Ia tidak boleh membenci dan memarahi siswa Guru
harus memberlakukan siswanya secara sama
c. Guru harus
mampu menyembunyikan perasaannya meskipun terluka hatinya, terutama di depan
siswanya yang masih muda Guru diperlukan oleh siswanya karena siswanya
belum dapat bekerja sendiri
d. Guru harus
dapat menjawab semua pertanyaan yang disampaikan oleh siswanya
Menurut Abu Ahmadi ada juga beberapa anggapan
peserta didik tentang pelajaran bahasa Arab, yaitu:
a. Peserta didik biasanya menganggap bahwa
bahasa Arab adalah sesuatu (pelajaran)
yang sangat sulit untuk dipelajari.
b. Peserta didik menganggap bahwa para guru
bahasa Arab adalah seseorang yang kolot dan tidak menyenangkan.
c. Peserta didik menganggap bahwa bahasa
Arab adalah pelajaran yang membutuhkan hafalan yang sangat banyak.
d. Peserta didik kebanyakan menganggap bahwa
bahasa Arab adalahpelajaran yang tidak terlalu penting.
Hal yang memberikan
pengertian salah tentang guru, terutama guru bahasa Arab, membuat para guru
merasa tertekan dengan keadaan kelas yang hening, tidak menyenangkannya proses
belajar mengajaar, tidak antusiasnya para peserta didik dan keadaan-keadaan
lain yang membuat para guru merasa tertekan.
Para pengajar juga biasanya menghindari
situasi dimana para peserta didik bertanya sesuatu yang mungkin belum diketahui
oleh pengajar dengan cara tidak mau mengakui ketidak tahuannya.
Sejatinya guru bukanlah
mahkluk yang berbeda dengan siswanya, dia harus dapat berpartisipasi di dalam
semua kegiatan yang dilakukan oleh siswanya dan yang dapat mengembangkan rasa
persahabatan secara pribadi dengan siswanya dan tidak perlu merasa kehilangan
kehormatan karenanya, rasa takut dan was-was dalam keadaan tertentu adalah hal
biasa.
Menurut Combs dalam
Soemanto Wasty (1998), pengajar yang baik adalah :
a. Pengajar
yang mempunyai anggapan bahwa orang lain itu mempunyai kemampuan untuk
memecahkan masalah mereka sendiri dengan baik
b. Pengajar
yang melihat bahwa orang lain mempunyai sifat ramah dan bersahabat dan
bersifat ingin berkembang.
c. Pengajar cenderung melihat orang lain
sebagai orang yang sepatutnya dihargai.
d. Pengajar yang melihat orang-orang
dan perilaku mereka pada dasarnya
berkembang dari dalam; jadi bukan merupakan produk dari peristiwa-peristiwa
eksternal yang dibentuk dan yang digerakkan. Dia melihat orang-orang itu
mempunyai kreatifitas dan dinamika; jadi bukan orang yang pasif atau lamban.
e. Pengajar
yang melihat orang lain itu dapat memenuhi dan meningkatkan dirinya;
bukan menghalangi, apalagi mengancam
Prof. Dr. Saroj Buasri
(1970) berpandangan bahwa pengajar yang baik hendaknya mempunyai tiga kualitas
besar, yaitu:
a. Pengajar
yang baik harus mengajar dengan baik. Pengajaran yang baik berasal dari
pengetahuan tentang teknik-teknik pengajaran yang sifatnya ilmiah, ada komitmen
untuk mempersiapkan bahan-bahan belajar dan pengakuan atas perlunya memadukan
moralitas dengan pengajaran.
b. Pengajar yang baik harus terus belajar
dan melakukan penelitian untuk pengembangan dan pengetahuannya
c. Pengajar yang baik harus membantu siswa
untuk mengembangkan kemampuannya dalam menerapkan pengetahuan, untuk membantu
orang atau masyarakat yang memerlukannya.
Dari berbagai sumber
Semoga bermanfaat
0 Komentar