Menurut C.Asri
Budiningsih, aliran psikologi belajar yang sangat besar mempengaruhi arah
pengembangan teori dan peraktek pendidikan dan pembelajaran hingga kini adalah
aliran behavioristik.
Alasan ini disebabkan karena aliran behavior
menekankan pada terbentuknya model hubungan stimulus dan respon. Sehingga
sangat terkesan pelajar menjadi individu yang pasif yang berperilaku sesuai stimulus yang
diberikan pengajar. Dan metode yang dipakai dalam teori ini hanya menggunakan
metode pembiasaan atau drill, sehingga pelajar dapat dibentuk dengan situasi
tertentu.
Maka untuk
mengaplikasikan teori ini dibutuhkan beberapa hal, antara lain menurut C.Asri
Budiningsih adalah tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik
siswa, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia pembelajaran yang
dirancang dan dilaksananakan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa
pengetahuan adalah objektif, pasti, tetap, tidak berubah.
Teori behavioristik
merupakan teori yang secara khusus bicara tentang perubahan tingkah laku yang
nampak secara lahiriah, karena itu para pelajar diatur dengan penegakan
disiplin yang ketat dan mengutamakan pembelajaran melalui buku teks yang
merupakan pegangan wajib pelajar.
Secara umum, langkah-langkah pembelajaran yang
berpijak pada teori behavioristik yang dikemukakan oleh Suciati dan Prasetya
Irawan dapat digunakan dalam merancang
pembelajaran. Langkah-langkah tersebut meliputi :
· Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran
· Menganalisis lingkungan kelas yang ada
saat ini termasuk mengidentifikasi pengetahuan awal ( entery behavior) siswa.
· Menentukan materi pelajaran.
· Memecah materi pelajaran menjadi
bagian kecil, meliputi pokok bahasan, sub pokok bahasan, topik dan sebagainya.
· Menyajikan materi pelajaran
· Memberikan stimulus dapat berupa
pertanyaan, baik lisan maupun tertulis, tes / kuis, latihan atau tugas-tugas.
· Mengamati dan mengkaji respons yang
diberikan siswa.
· Memberikan penguatan / reinforcement (
mungkin penguatan positif) ataupun penguatan negatif) ataupun hukuman.
· Memberikan stimulus baru
· Mengamati dan mengkaji respons yang
diberikan siswa.
Berikut adalah
contoh pengaplikasian teori belajar
behavior berdasarkan teori belajar E.L.
Thorndike.
1. Tujuan
pembelajaran:
· Siswa dapat
mengucapkan kosa kata
dalam bahasa Arab
tentang fasilitas umum.
· Siswa dapat
menggunakan kosa kata bahasa arab
(fasilitas umum) dalam kalimat.
2. Pengetahuan
Awal :
· Siswa telah
mengetahui Bahasa Arab tentang Isim Isyarat (kata tunjuk).
3. Materi
Pelajaran : Fasilitas umum
4. Sub pokok
bahasan : -
5. Penyajian materi :
Praktek yang dilakukan oleh guru
6. Memberikan
stimulus : Pertanyaan yang diberikan oleh guru
7. Mengamati
respon siswa : Siswa dapat menebak apa yang dipraktekkan oleh guru
8. Memberikan
penguatan : pengajar memberikan reward berupa pujian
9. Memberikan
stimulus baru : pengajar memerintahkan siswa untuk melafalkan kosa kata Bahasa Arab dan menggunakannya dalam bentuk
kalimat.
10. Mengamati respon
siswa :Siswa dapat melafalkan kosa kata Bahasa Arab dan menggunakannya dalam
bentuk kalimat.
Sedangkan teori belajar
kognitif sangat berbeda dengan teori belajar behavioristik. Sudah dijelaskan
sebelumnya bahwa teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar
daripada hasil belajarnya, model belajar kognitif menyatakan hubungan tentang
adanya tingkah laku seseorang dengan
perpepsi pemahamannya terhadap situasi yang berkaitan erat dengan tujuan
belajar yang diinginkan.
Kembali C.Asri
Budiningsih mengatakan bahwa belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman
yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang nampak. Maka aliran
ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup
ingatan, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar
merupakan aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
Adapun prinsip – prinsip yang dipakai dalam aplikasi teori
kognitif adalah :
a. Siswa bukan sebagai orang dewasa yang
muda dalam proses . Mereka mengalami
perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu.
b. Anak usia pra sekolah dan awal sekolah
dasar, akan dapat belajar dengan baik, terutama jika menggunakan benda-benda
kongkrit.
c. Keterlibatan siswa secara aktif dalam
belajar amat dipentingkan karenanya dengan mengaktifkan siswa, maka proses
asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik.
d. Untuk menarik minat dan menimgkatkan
prestasi belajar perlu mengkaitkan pengalaman atau informasi baru dengan
struktur kognitif yang telah dimiliki sipelajar.
e. Belajar memahami akan lebih bermakna
dari pada belajar menghapal. Agar bermakna, informsi baru harus disesuaikan dan
dihubungkan dengan pengeahuan yang dimiliki siswa. Tugas guru
adalahnmenunjukkan hubungan antara apa yang sedang dipelajari dengan apa yang
telah diketahui siswa.
f. Adanya perbedaan individual pada diri
siswa perlu diperhatikan, karena faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan
belajar siswa. Perbedaan tersebut misalnya pada motivasi, persepsi, kemampuan berpikir, pengetahuan awal dan sebagainya.
0 Komentar